Halaman

Liat Siapa مزكي احمد

Senin, 07 Oktober 2013

Ulum Al-Qur'an apa saja yang menyentuh surat Wa Al-Asri.


BAB  I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang Masalah
Ulum Al-Qur'an adalah fan yang membahas tentang segala hiruk pikuk ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur'an. Baik dari segi bacaannya, sejarah, maupun penulisan tata bahasa, atau bahkan kaitan Al-Qur'an dengan fan lain.
Satu ayat atau surat, belum tentu bisa disentuh seluruh ulmulquran secara tersendiri. Karena ada beberapa ayat ulumul quran yang membahas dari sudut global seperti ilmu adab tilawah Al-Qur'an. Dan ada juga yang dalam suatu ayat atau bahkan satu surat, tidak tersentuh satu fan pun dari Ulum Al-Qur'an. Seperti surat Wal-'Asri, surat ini sama sekali tidak tersentuh denga ilmu amsal Al-Qur'an. Karena dalam ayat ini tidak terdapat suatu perumpamaan sama sekali.
Sebagai pengejauwantahan bidang Ulum Al-Qur'an, kami akan membahas surat Wa Al-Asri sebagi penerapan Ulum Al-Qur'an itu sendiri. Sejauh manakah surat tersebut bisa terbahas dengan Ulum Al-Qur'an. Apakah hanya satu ilmu, atau bahkan semua Ulum Al-Qur'an bisa menyentuh surat Wa Al-Asri ini.  
B.            Rumusan Masalah
1.        Apa itu surat wal asri?
2.        Ulum Al-Qur'an apa saja yang menyentuh surat Wa Al-Asri?
C.            Tujuan Pembahasan
1.        Untuk mengetahui surat wal asri.
2.        Untuk mengetahui cabang-cabang Ulum Al-Qur'an apa saja yang menyentuh surat Wa Al-Asri.



BAB  II
PEMBAHASAN

A.           Pengenalan Surat  Wa Al-'Asri
 Alloh berfirman :
ÎŽóÇyèø9$#ur ÇÊÈ   ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 AŽô£äz ÇËÈ   žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ  
Artinya:
1. (Aku Alloh bersumpah )Demi masa (waktu asar).
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian (yang amat besar).
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat menasehati di dalam kebenaran dan saling nasehat menasehati di dalam menetapi kesabaran.
1.        Penamaan Surat  Wa Al-'Asri
Penamaan sebuah benda pastilah ada keterkaitan benda itu dengan namanya, baik dari ciri, wujud, bentuk atau subtansi dari benda bernama tersebut. Penamaan Surat Al-'Asri ini, dikarenakan adanya sumpah (Qosam) Alloh dengan  lafadz Wa Al-'Asri dipermulaan surat yang berbunyi وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسانَ لَفِي خُسْرٍ . Al'asri adalah masa atau waktu asar.[1] Ada lagi pendapat bahwa penamaan surat ini didasari adanya kata Wa Al'asri di permulaan surat. Dan wawunya tetap di ikutkan karena I'rob Hikayah (pengambilan langsung teks aslinya).[2]
2.        Jumlah Ayat Surat  Wa Al-'Asri
Jumlah ayat surat Wa Al-'Asri, ulama' terjadi perbedaan pendapat dalam penghitungannya. Menurut Al-Imam Al-Mu'adal dan Al-Imam Qotadah, jumlah ayatnya adalah tiga ayat, 14 kalimat dan 68 huruf. Pendapat inilah yang disetujui oleh mayoritas ulama'. Dan ada sebagian ulama' yang menghitungnya 4 ayat dengan menjadikan ayat Al-Haq (وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ) menjadi kesatuan ayat yang berdiri sendiri.[3] Dan surat al-Asri adalah satu satunya surat yang terdiri dari tiga ayat yang menyebutkan huruf wawu sebanyak 10 kali.[4]
B.            Ulumul Qur'an Surat  Wa Al-'Asri
Dari sekian cabang-cabang ulumul quran, ada beberapa ilmu Al-Qur'an yang menyentuh Surat Al-'Asri. Diantaranya adalah:
1.        Ilmu Al-Makiy Wa Al-Madaniy
 Ilmu Al-Makiy Wa Al-Madaniy adalah ilmu yang di dalamnya membahas perihal penggolongan ayat-ayat Al-Qur'an dari sisi giografis Makah dan Madinah, baik mengikuti ulama' yang memandang pengelompokanya dari sisi sasaran ayat (khitob), lokasi diturunkannya ayat dan ada juga ulama' yang melihat dari waktu turunya ayat tersebut.[5]
Surat Al-'Asri dilihat dari Ilmu Al-Makiy Wa Al-Madaniynya ulama' terjadi perbedaan pendapat. Menurut Imam Qotadah dan Imam Maqotil surat ini adalah surat Madaniyah, dengan melihat turunya ayat ini, untuk ditujukan kepada orang Madinah. Sedangkan menurut mayoritas ulama' ayat ini termasuk surat Makiyyah, disebabkan turunnya ayat ini di Makah.[6]
2.        Ilmu Al-Mutasyabihat Wa Al-Muhkamat
Ilmu Al-Mutasyabihat Wa Al-Muhkamat adalah  ilmu yang di dalamnya membahas tentang kejelasan makna ayat Al-Qur'an. Apabila ayat Al-Qur'an maknanya diketahui jelas dan bisa kuat untuk berdiri sendiri tanpa campur tangan pentakwilan serta bisa diamalkan karena tidak ada penasahan maka digolongkan pada ayat Muhkamat. Dan sebaliknya, jika ayat Al-Qur'an itu masih global, membutuhkan takwil, sulit difahami serta terjadi penasahhan, maka tergolong ayat mutasyabihat.[7]
Dalam ayat ayat surat Wa Al-'Asri ini, ada beberapa yang memang termasuk ayat mutasyabihat disebabkan adanya kerancauan objek atau makna yang terkandung di dalam setiap Lafadznya. Diantaranya :
a.         Lafadz  وَتَوَاصَوْاْ بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْاْ بِالصَّبْرِ
Adanya pengulangan Lafadz وَتَوَاصَوْاْ dikarenakan adanya perbedaan objek yakni Lafadz  {بِالْحَقِّ} untuk fiil yang pertama, dan lafadz  {بِالصَّبْرِ}. Namun ada pendapat lain bahwa, pengngulangan fi'il itu disebabkan adanya perbedaan subjek (Fail).
b.         Lafadz وَالْعَصْرِ أَنَّ الإِنسان.
Adanya dua kemungkinan makna yang dimaksud dalam Lafadz al-Insan adalah pertama, Abu Jahal dan kedua, manusia secara umum, yang termasuk dalam kategori orang yang rugi.
c.         Lafadz إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُواْ
Adanya dua kemungkinan makna yang dimaksud dalam Lafadz al-ladzi adalah pertama, shahabat abu bakar as-sidiq dan kedua, manusia secara umum, yang termasuk dalam kategori orang yang beriman.
d.        Lafadz  وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ
Adanya dua kemungkinan makna yang dimaksud dalam failnya Lafadz wa'amilu. Pertama, adalah shahabat umar RA. dan kedua, manusia secara umum, yang termasuk dalam kategori orang yang baramal baik.
e.         Lafadz وَتَوَاصَوْاْ بِالْحَقِّ
Adanya dua kemungkinan makna yang dimaksud dalam failnya Lafadz watawasyo. Pertama, adalah shahabat utsman bin afan RA. dan kedua, manusia secara umum, yang termasuk dalam kategori orang yang berwasiat dengan kebenaran.
f.          Lafadz وَتَوَاصَوْاْ بِالصَّبْرِ
Adanya dua kemungkinan makna yang dimaksud dalam failnya Lafadz watawasyo. Pertama, adalah shahabat ali bin abi tholib RA. dan kedua, manusia secara umum, yang termasuk dalam kategori orang yang berwasiat dengan kesabaran.[8]
3.        Ilmu Qiroat
 Ilmu qiroat adalah ilmu yang membahas tentang bentuk bentuk bacaan Al-Qur'an yang telah diterima dari rosululloh dan juga memisahkan mana riwayah qiroah yang bisa dipandang sah dan tidak.[9] Surat wAl-'Asri ada banyak perbedaan bacaan dengan riwayat yang berbeda pula. Diantaranya:
a.         Lafadz  وَالْعَصْرِ ini, bisa dibaca kasroh huruf shotnya menjadi وَالْعَصِرِ menurut bacaan dari Qiroah yang diriwayatkan oleh Al-Imam Salam.
b.         Lafadz  إِنَّ الْإِنْسانَ لَفِي خُسْرٍ
Lafadz خُسْر menurut jumhur dibaca mati (saknah) huruf sinnya. Namun menurut qiroahnya imam zaid bin ali, imam Harun dan imam ibnu harmaz yang diriwaatkan oleh  imam 'Asim, huruf sinnya Lafadz خُسْر bisa dibaca dlommah menjadi  خُسِرٍ .
c.         Lafadz وَتَواصَوْا بِالصَّبْرِ ini, bisa dibaca kasroh dengan ismam huruf Ba'nya menjadi الصَّبِرِ menurut bacaan yang diriwayatkan oleh Abi Umar RA.[10]
4.        Ilmu Aqsam Al-Qur'an
 Ilmu aqsam Al-Qur'an adalah ilmu yang di dalamnya membahas tentang arti dan maksud maksud sumpah yang yang terdapat dalam Al-Qur'an.
Ada satu sumpah yang terdapat di dalam surat wal asri ini. Yakni lafat (وَالْعَصْرِ). Huruf qosamnya adalah wawu. Menurut ibnu abbas: maqsum bih dari lafat asri ini adalah suatu masa 'asar itu sendiri. Dikatakan bahwa Alloh disisi bukan lah bersumpah dengan hakikat masa,namun mengira ngirakan lafa robb sebelum lafat asri. Begitu juga pada sumpah sumpah yang lainnya. Arinya Alloh tidaklah bersumpah pada selain Alloh. Karena disana ada perkiran mudlof yang dibuang yakni lafat robb.[11]
Menurut al imam ibnu kaisana: asar adalah waktu malam dan siang, karena malam dan siang biasa digunakan dengan lafat asroni. Sedangkan menurut al hasan, waktu asar adalah masa setelah tergelincirnya matahari sampai tengelamnya matahari. Menurut Imam Qotadah, Asar adalah ahir dari beberpa waktu siang. Bahkan menurut Imam Muqotil, Alloh tidaklah bersumpah dengan sebuah masa, namun Alloh bersumpah dengan nama sholat, karena sholat asar adalah sholat Al-Wustho.[12]
Menurut Imam Baghowi, Muqsam Bih-nya lafat Al-Asri ini berupa badi' takwin yang menunjukkan keagungan dan kemulyaan Alloh.[13] sedangkan pendapat yang pendapat yang di pakai mayoritas ulama' adalah waktu asar itu berupa masa anatar tergelincinya matahari sampai terbenamnya matahari.[14]
5.        Ilmu Al-Nasih Wa Al-Mansuh
 Ilmu al-Nasih Wa Al-Mansuh adalah ilmu yang didalamnya membahas ayat ayat yang dianggap mansuh (dihapus) karena adanya ayat yang datangnya lebih ahir yang menghapusnya.
Para ulamak juga menggolongkan surat surat yang didalam satu surat terkumpul ayat yang menghapus (an-Nasih) dan ayat yang dihapus (Al-Mansuh) sebanyak 31 surat. Surat Al-Asri adalah Salah satu surat yang di dalamnya berkumpul ayat Nasih Dan mansuh.[15]
Pada permulaan surat ini disebutkan bahwa manusia benar-benar dalam kerugian (إن الانسان لفي خسر). Artinya, manusia sebenarnya sudah di vonis oleh Alloh sebagai mahluq yang rugi. Namun turunlah ayat yang menghapus hukum bahwa manusia itu dalam kerugian dengan pengecualian dalam ayat (إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات) yang menjelaskan kecuali orang orang yang beriman dan beramal sholih. Jadi,  ayat yang menegaskan hukum orang yang rugi dihapus dengan pengecualian ayat tentang orang yang beriman dan beramal sholih.[16]
6.        Ilmu tafsir Al-Qur'an
 Ilmu tafsir Al-Qur'an adalah ilmu yang membahas tentang penafsiran Al-Qur'an. Dari berbagai ulama', banyak model penafsiran yang beragam. Diantara contoh penafsiran imam thobari yang lebih mengedepankan ilmu naql. Artinya, dari seluruh penafsiranya disandarkan pada riwayat riwayat yang terpercaya. Berikut model penafsiran imam At-Thobari dalam menafsirkan surat Al-'Asri:
Lafadz والعصر ini para mufasir berbeda pendapat dalam menafsirinya. Ada tiga kelompok besar dalam mengartikan Lafadz qosam tersebut. Pertama, al'asri berarti adhru yang bermakna masa. Karena Lafadz al asri dijadikan qosam sebab asri adalah istilah suatu masa dimana ada pergantian antara malam dan siang. Ini adalah pendapatnya ibnu abbas zaid bin aslam imam faro' dan ibnu qutaibah.
Kedua, Al-'Asry berarti Al-'Asiyyu. Isa adalah masa antara condongnya matahari sampai tenggelamnya matahari. Ini adalah pendapatnya Imam Al-Hasan dan Qotadah.
Ketiga, Lafadz asri ini berarti sholat asar. Berarti Alloh bersumpah dengan sholat asar. Jadi bukan sebuah masa atau waktu tertentu melainkan bentuk sholat, yakni asar.
Inilah model corak tafsir bi riwayah Imam At-Thobari:
تفسير الطبري 310 - (24 / 612(
تَفْسِيرُ سُورَةِ (وَالْعَصْرِ)بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ الْقَوْلُ فِي تَأْوِيلِ قَوْلِهِ تَعَالَى : {وَالْعَصْرِ إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ}.اخْتَلَفَ أَهْلُ التَّأْوِيلِ فِي تَأْوِيلِ قَوْلِهِ : {وَالْعَصْرِ}. فَقَالَ بَعْضُهُمْ : هُوَ قَسَمٌ أَقْسَمَ رَبُّنَا تَعَالَى ذِكْرُهُ بِالدَّهْرِ ، فَقَالَ : الْعَصْرُ : هُوَ الدَّهْرُ.ذِكْرُ مَنْ قَالَ ذَلِكَ :
38252- حَدَّثَنِي عَلِيٌّ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ ، قَالَ : حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ ، عَنْ عَلِيٍّ ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، فِي قَوْلِهِ : {وَالْعَصْرِ}. قَالَ : الْعَصْرُ : سَاعَةٌ مِنْ سَاعَاتِ النَّهَارِ. 38253- حَدَّثَنَا ابْنُ عَبْدِ الأَعْلَى ، قَالَ : حَدَّثَنَا ابْنُ ثَوْرٍ ، عَنْ مَعْمَرٍ ، عَنِ الْحَسَنِ ، {وَالْعَصْرِ}. قَالَ : هُوَ الْعَشِيُّ. وَالصَّوَابُ مِنَ الْقَوْلِ فِي ذَلِكَ : أَنْ يُقَالَ : إِنَّ رَبَّنَا أَقْسَمَ بِالْعَصْرِ وَالْعَصْرِ اسْمٌ لِلدَّهْرِ ، وَهُوَ الْعَشِيُّ وَاللَّيْلُ وَالنَّهَارُ ، وَلَمْ يُخَصِّصْ مِمَّا شَمَلَهُ هَذَا الاِسْمُ مَعْنًى دُونَ مَعْنَى ، فَكُلُّ مَا لَزِمَهُ هَذَا الاِسْمُ ، فَدَاخِلٌ فِيمَا أَقْسَمَ بِهِ جَلَّ ثَنَاؤُهُ
Bahwa seseungguhnya seluruh anak adam anak cucu adam pastilah rusak dan serba kekurangan.kalau menurut hadist yang diriwayatkan olh abu nu'aim dari sayyidina Ali RA. : bahwa manusia benar-benar rugi dari waktu asar sampai waktu asar lagi.[17]
وَقَوْلُهُ : {إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ}. يَقُولُ : إِنَّ ابْنَ آدَمَ لَفِي هَلَكَةٍ وَنُقْصَانٍ.
وَكَانَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقْرَأُ ذَلِكَ : وَإِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ، وَإِنَّهُ فِيهِ إِلَى آخِرِ الدَّهْرِ. 38254- حَدَّثَنِي عَبْدُ الأَعْلَى بْنُ وَاصِلٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ الْفَضْلُ بْنُ دُكَيْنٍ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا إِسْرَائِيلُ ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ ، عَنْ عَمْرٍو ذِي مَرٍّ ، قَالَ : سَمِعْتُ عَلِيًّا ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقْرَأُ هَذَا الْحَرْفَ : وَالْعَصْرِ وَنَوَائِبِ الدَّهْرِ ، إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ، وَإِنَّهُ فِيهِ إِلَى آخِرِ الدَّهْرِ.38255- حَدَّثَنَا بِشْرٌ ، قَالَ : حَدَّثَنَا يَزِيدُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا سَعِيدٌ ، عَنْ قَتَادَةَ ، {إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ}. فَفِي بَعْضِ الْقِرَاءَاتِ : وَإِنَّهُ فِيهِ إِلَى آخِرِ الدَّهْرِ.38256- حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا وَكِيعٌ ، عَنْ سُفْيَانَ ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ ، عَنْ عَمْرِو ذِي مَرٍّ ، أَنَّ عَلِيًّا رِضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَرَأَهَا : وَالْعَصْرِ وَنَوَائِبِ الدَّهْرِ ، إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ.38257- حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عِيسَى ، وَحَدَّثَنِي الْحَارِثُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا الْحَسَنُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا وَرْقَاءُ ، جَمِيعًا عَنِ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ ، عَنْ مُجَاهِدٍ ، {إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ}. إِلاَّ مَنْ آمَنَ.{إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ}. يَقُولُ : إِلاَّ الَّذِينَ صَدَّقُوا اللَّهَ وَوَحَّدُوهُ ، وَأَقَرُّوا لَهُ وَالطَّاعَةِ ، وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ، وَأَدُّوا مَا لَزِمَهُمْ مِنْ فَرَائِضِهِ ، وَاجْتَنِبُوا مَا نَهَاهُمْ عَنْهُ مِنْ مَعَاصِيهِ.وَاسْتَثْنَى الَّذِينَ آمَنُوا عَنِ الإِنْسَانِ ، لِأَنَّ الإِنْسَانَ بِمَعْنَى الْجَمْعِ ، لاَ بِمَعْنَى الْوَاحِدِ.وَقَوْلُهُ : {وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ}. يَقُولُ : وَأَوْصَى بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِلُزُومِ الْعَمَلِ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ ، مِنْ أَمْرِهِ ، وَاجْتِنَابِ مَا نَهَى عَنْهُ فِيهِ.وَبِنَحْوِ الَّذِي قُلْنَا فِي ذَلِكَ قَالاَ أَهْلُ التَّأْوِيلِ.ذِكْرُ مَنْ قَالَ ذَلِكَ :38258- حَدَّثَنَا بِشْرٌ ، قَالَ : حَدَّثَنَا يَزِيدُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا سَعِيدٌ ، عَنْ قَتَادَةَ ، {وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ}. وَالْحَقُّ : كِتَابُ اللَّهِ.38259- حَدَّثَنَا ابْنُ عَبْدِ الأَعْلَى ، قَالَ : حَدَّثَنَا ابْنُ ثَوْرٍ ، عَنْ مَعْمَرٍ ، عَنِ الْحَسَنِ ، {وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ}. قَالَ : الْحَقُّ كِتَابُ اللَّهِ.38260- حَدَّثَنِي عِمْرَانُ بْنُ بَكَّارٍ الْكَلاَعِيُّ ، قَالَ : حَدَّثَنَا خَطَّابُ بْنُ عُثْمَانَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سِنَانٍ أَبُو رَوْحٍ السَّكُونِيُّ حِمْصِيُّ لَقِيتُهُ بِأَرْمِينِيَّةَ ، قَالَ : سَمِعْتُ الْحَسَنَ يَقُولُ فِي {وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ}. قَالَ : الْحَقُّ : كِتَابُ اللَّهِ.وَقَوْلُهُ : {وَتَوَاصَوْا بِالصَّبِرِ}. يَقُولُ : وَأَوْصَى بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِالصَّبِرِ عَلَى الْعَمَلِ بِطَاعَةِ اللَّهِ.وَبِنَحْوِ الَّذِي قُلْنَا فِي ذَلِكَ قَالَ أَهْلُ التَّأْوِيلِ. 38261- حَدَّثَنَا بِشْرٌ ، قَالَ : حَدَّثَنَا يَزِيدُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا سَعِيدٌ ، عَنْ قَتَادَةَ ، {وَتَوَاصَوْا بِالصَّبِرِ}. قَالَ : الصَّبْرُ : طَاعَةُ اللَّهِ.38262- حَدَّثَنِي عِمْرَانُ بْنُ بَكَّارٍ الْكَلاَعِيُّ ، قَالَ : حَدَّثَنَا خَطَّابُ بْنُ عُثْمَانَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سِنَانٍ أَبُو رَوْحٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ الْحَسَنَ ، يَقُولُ فِي قَوْلِهِ {وَتَوَاصَوْا بِالصَّبِرِ}. قَالَ : الصَّبْرُ : طَاعَةُ اللَّهِ.38263- حَدَّثَنَا ابْنُ عَبْدِ الأَعْلَى ، قَالَ : حَدَّثَنَا ابْنُ ثَوْرٍ ، عَنْ مَعْمَرٍ ، عَنِ الْحَسَنِ : {وَتَوَاصَوْا بِالصَّبِرِ}. قَالَ : الصَّبْرُ : طَاعَةُ اللَّهِ.[18]
7.        Ilmu Badai' Al-Qur'an
 Ilmu badai' Al-Qur'an adalah  ilmu yang didalamnya membahas tentang keindahan-keindahan ayat Al-Qur'an dari sisi kesusastraan bahasa, keanehandan ketinggian balaghohnya.
Dalam literatur kitab kitab yang membahas akan keindahan ayat Al-Qur'an, ada beberapa istilah dalam fan ilmu ini. Diantaranya adalah penuturan sebagian namun yang dikehendaki keseluruhan (إطلاق البعض وإرادة الكل). Didalam surat almaun ada keindahan tersendiri, yakni:
a.       Lafadz إِنَّ الْإِنْسَانَ
Adanya penururan sebagian manusia namun yang dikehendaki adalah keumumuman manusia. Karena pada permulaan menuturkan Lafadz insan dengan diberi al, yang artinya manusia secara husus. Kmudian dengan adanya pengecualian (الاستثناء) setelah ayat tersebut. Artinya setelah adanya penghususan kemudian diumumkan dengan pengecualian yang menjadikan pemahaman umum atau manusia secara keseluruhan tanpa menyebutkan kata kata seluruh manusia.
b.      Lafadz لَفِي خُسْرٍ
Disana ada pemahaman adanya faidah mencela kepada manusia yang kafir (لَفِي خُسْرٍ التنكير للتعظيم، أي في خسر عظيم) yakni dengan bahaya yang amat besar.
c.       Lafadz إِلَّا الَّذِينَ آمَنُو
Adanya pengulangan kaliamat fiil, yakni Lafadz (إِلَّا الَّذِينَ آمَنُو) memberikan pemahaman betapa kuatnya anjuran untuk saling berwasiat kepada manusia secara umum.
d.      Lafadz وَتَواصَوْا بِالْحَقِّ، وَتَواصَوْا بِالصَّبْرِ
Ada keindahan tata bahasa dari segi pengulangan kata kerja yang mempunyai faidah memperkuat tuntutan untuk saling berwasiat antara sesama muslim.
e.       Lafadz وَتَواصَوْا بِالصَّبْرِ
Dalam penuturan lafat al sobr ini juga ada keindahan tata bahasa dari segi penuturan kata husus setelah kata umum berupa al haq. Karena shobar adalah bagian dari al haq.
Dalam ayat ini juga terdapat sajak 'afwi, yang tergolong keindahan susunan gaya bahasa dengan ahiran ayat yang hurufnya sama yakni pengulangan huruf ro'.[19]
8.        Ilmu Munasabah
Ilmu munasabah Al-Qur'an adalah ilmu yang membahas persesuaian dan keserasian antara suatu ayat didepannya dan sebelunya.
Adanya keserasian surat ini dengan sebelumnya adalah bukti bahwa Al-Qur'an bukan asal asalan dalam penempatan. Namun memang benar benar mukjizat dari Alloh. Diantara keserasian suran Al-'Asri dengan surat sebelunya adalah:
a.         Setelah adanya penuturan tentang seorang hamba yang tersibukkan dengan hal hal dunia termasuk perkara yang sangat tercela, kini dalam surat Al-'Asri ini dejelaskan perihal yang diwajibkan bagi seorang mahluq ciptaan Alloh. Kewajiban hamba sebagi mahluk dalam surat Al-'Asri ini bisa dikelompokkan dalam dalam dua kategori besar. Pertama, kewajiban hamba yang sifatnya kembali kepada diri hamba itu sendiri sebagai wujud menuhankan Alloh tuhan semesta alam. Kewajiban itu adalah beriman dan beramal sholeh. Kedua, kewajiban yang bersifat kembali kepada diri sendiri serta kepada halayak umum. Yakni berwasiat untuk menyibukkan diri melakukan segala bentuk kebajikan dan mencegah diri dari segala sesuatu yang dilarang oleh syara'.
b.         Surat Al-'Asri ini juga sebagi surat yang menyimpulkan dari keterangan keterangan surat sebelumnya yakni surat attakasur:
ãNä39ygø9r& ãèO%s3­G9$# ÇÊÈ   4Ó®Lym ãLänöã tÎ/$s)yJø9$# ÇËÈ   žxx. šôqy tbqßJn=÷ès? ÇÌÈ   §NèO žxx. t$ôqy tbqßJn=÷ès? ÇÍÈ   žxx. öqs9 tbqßJn=÷ès? zNù=Ïæ ÈûüÉ)uø9$# ÇÎÈ   žcãruŽtIs9 zOŠÅspgø:$# ÇÏÈ   ¢OèO $pk¨XãruŽtIs9 šú÷ütã ÈûüÉ)uø9$# ÇÐÈ   ¢OèO £`è=t«ó¡çFs9 >ͳtBöqtƒ Ç`tã ÉOŠÏè¨Z9$# ÇÑÈ     
1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
2. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui
4. Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
6. Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
7. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin[1599].
8. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
Dijelaskan di surat  attakasur tetang orang yang bermagah megahan serta adanya penuturan ayat كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ, disurat Al-'Asri ini dijelaskan perihal keadaan-keadan orang yang yermasuk dalam kategori beriman dan orang yang masuk dalam kategori kafir.[20]
9.        Ilmu I'rob Al-Qur'an
 Ilmu I'rob Al-Qur'an adalah ilmu yang membahas tata bahas Al-Qur'an dan kedudukan kata dalam susunan kalimat.
a.         Lafadz «وَالْعَصْرِ»
Susunan Lafadz  adalah huruf jer (wawu qosam) dengan majrur berupa kalimat isim mufrod dengan dibaca kasroh huruf (ر) sebagia tanda adanya amil jer. Susunan jer majrur ini mempunyai hubungan (تعلق) dengan kalimah fi'il yang wajib dibuang berupa Lafadz (أقسم).
b.          Lafadz إِنَّ الْإِنْسانَ
Lafadz inna adalah amil nawasih atau amil yang berfungsi merusak susunan jumlah ismiyahnya. Yakni dengan menjadikan mubtadak sebagai isimnya inna dan hobarnya mubtadak sebagai hobarnya inna.
c.         Lafadz لَفِي lamnya adalah lam penguwat.
d.        Lafadz في خُسْرٍ susunan jer majrur yang berkedudukan sebagai hkobarnya inna
e.         Lafadz إِلَّاhuruf pengecualian (istisna')
f.          Lafadz الَّذِيadalah mustasna, artinya lafat yang dikecualikan dari lafat (insan) maka kedudukanya I'robnya adalah nasob.
g.         Lafadz ( آمَنُوا) adalah fi'il madly yang berkedudukan sebagai silahnya lafat alladzi, yang mana tidak mempunyai kedudukan I'rob dalam ayat tersebut.
h.         Lafadz ( وَعَمِلُوا) adalah fi'il madly yang kedudukanya sebagai ma'tof dari lafat ( آمَنُوا), yang mana tidak mempunyai kedudukan I'rob dalam ayat tersebut.
i.           Lafadz الصَّالِحاتِ adalah objek (maf'ul bih) dari kata kerja ( وَعَمِلُوا) maka dibaca nasob dengan tanda kasroh karena berupa jama' muannas salim.
j.           Lafadz (وَتَواصَوْا) adalah fi'il madly yang kedudukanya sebagai ma'tof dari lafat ( آمَنُوا)[21]
k.         Lafadz بِالْحَقِّ adalah susunan jer majrur yang mempunyai hubungan dengan kata kerja berupa lafat (وَتَواصَوْا)
l.           Lafadz وَتَواصَوْا بِالصَّبْرِ fi'il madly yang kedudukanya sebagai ma'tof dari lafat ( آمَنُوا) artinya kedudukanya sama persis dengan lafat (وَتَواصَوْا) sebelunya.[22]
10.    Ilmu Fawatih Al Suwar
Ilmu fawatih Al Suwar adalah ilmu yang mengelompkkan ayat surat surat dari segi bentuk kalimat yang mengawali sebuah surat.
Dari penggolongan tersebut, ada yang diperinci dari permulaan surat yang berupa fiil amar, jumlah khobariyah, jumlah ismiyah dan lain sebagainya. Surat alasri ini tergolong dari 15 ayat yang diawali dengan kalimat sumpah. Diantara ayat yang diawali sumpah dalam alquran adalah:
a.                  Surat Al-Syofaat yang diawali dengan sumpah berupa lafadz: {وَالصَّافَّاتِ}
b.                  Surat al-Dzariyat yang diawali dengan sumpah berupa lafadz {وَالذَّارِيَاتِ}
c.                  Surat At-Thur yang diawali dengan sumpah berupa lafadz {وَالطُّورِ}
d.                 Surat An-Najm yang diawali dengan sumpah berupa lafadz {وَالنَّجْمِ}
e.                  Surat Al-Mursalat yang diawali dengan sumpah berupa lafadz {وَالْمُرْسَلاتِ}
f.                   Surat An-Nazi'at yang diawali dengan sumpah berupa lafadz {وَالنَّازِعَاتِ}
g.                  Surat At-Thoriq yang diawali dengan sumpah berupa lafadz {وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ}
h.                  Surat Al-Fajr yang diawali dengan sumpah berupa lafadz {وَالْفَجْرِ}
i.                    Surat al-Buruj yang diawali dengan sumpah berupa lafadz {وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ}
j.                    Surat As-Syamsu yang diawali dengan sumpah berupa lafadz {وَالشَّمْسَ}
k.                  Surat Al-lail yang diawali dengan sumpah berupa lafadz {وَاللَّيْلِ}
l.                    Surat Al-Dhuha yang diawali dengan sumpah berupa lafadz {وَالضُّحَى}
m.                Surat At-Thin yang diawali dengan sumpah berupa lafadz {وَالتِّينِ}
n.                  Surat Al-'Adiyat yang diawali dengan sumpah berupa lafadz {وَالْعَادِيَاتِ}
o.                  Surat Al-'Asry yang diawali dengan sumpah berupa lafadz [23]{وَالْعَصْرِ}



BAB  III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Macam Ulumul Qur'an sangatlah banyak sekali, ada yang ada yang bisa menyentuh sura wal asri tersendiri ada yang tidak. Diantara Ulumul Qur'an yang bisa beridiri sendiri membahas surat Wa al-'Asri adalah ilmu i'rob, qiroat dan lain lain. Ulasan ulumul Al-Qur'an mengenani surat wal asri diatas, juga banyak perbedaan pendapat dari para ulama' dengan sama-sama dalam satu fan dan satu ayat. Semua ini dilatar belakangi adanya riwayat yang mereka dapat berbeda antara yang satu dengan yang lain.
B.            Saran Kajian
Kajian ilmiah ini masih sangat umum dan sederhana, artinya belum memasukkan detailnya perincian dari cabangan ulumul quran  yang lain. Oleh karena itu, alangkah lebih sempurna bila dibahas pula hal-hal yang menyangkut penafsiran serta pola pikir para pakar dalam memahami ayat ayat yang berkaitan dengan suatu ulum Al-Qur'an, sebagai pengejawantahan mukmin yang kamil.



DAFTAR  PUSTAKA

As-Suyuti, Abdurrohman Bin Kamal Jalaluddin. 1999. Al-Itqon Fi Ulumil Qur'an. Bairut: Dar Al-Qutub.
Az-Zuhaily, Wahbah Bin Musthofa. Tt.  At-Tafsir Al-Munir Fii Aqidah Wa Syariat Wa Manhaj. Maktabah Al-Tsamilah. Versi 20.000.
Al-Zarkasyi, Badruddin Muhammad Bin Abdulloh. Tt. Al-Burhan Fi Ulumil Qur'an. Maktabah Al-Tsamilah: Versi 20.000.
An-Naisaburi, Nidlomuddin Al-Hasan. Ghoroibul Al-Qur'an Wa Roghoibul Al-Furqon. Maktabah Al-Tsamilah: Versi 20.000.
Al-Zarqoni, Muhammad Abdul Azhim. Tt. Manahilul 'Irfan Fi Ulumil Qur'an. Maktabah Al-Tsamilah: Versi 20.000.
Al-Shahudy, Ali Bin Nayyif. Al-Muhadzab Fi Tafsiri Juz 'Amma.  Maktabah Al-Tsamilah: Versi 20.000.
Al-Habsy, Muhammah. Tt. Al-Qiroah Wa Astariha Fi Lughoh Wal Ahkam Wa Rosmi Al-Qur'an. Sudan: Jami'ah Al-Qur'an Al-Karim.
Al-Ibyary, Ibrihim. Tt. Al-Mausu'ah Al-Qur'aniyah, Maktabah Al-Tsamilah: Versi 20.000.
Al-Baghowi, Abu Muhammad Al-Husain Bin Mas'ud. Tt. Tafsir Al-Baghowi. Bairut: Dar Al-Ihya'.
At-Tunisiya, Muhammad Thohir Bin Muhammad. Tt. At-Tahrir Wa At-Tanwir Fi Tafsiri Kitab Al-Mujid. Tunis: Dar  At-Tunisiyah.
Al-Dlohiri, Ali bin Ahmad bin Hazm. 1406. An-Nasih Wa Al-Mansuh, Bairut: Dar al-Kutub.
Muhammad bin Adburrohim Syofi. 1376. Al-Jadwal fi I'robil Qur'an. Damaskus: Dar Ar-Rosyid.
Di'as, Qosim Hamidan. 1425. I'robul Qur'anul Kariim. Damaskus: Dar Al-Munir.



[1]Wahbah bin Musthofa az-Zuhaily, At-Tafsir Al-Munir Fii Aqidah wa Syariat Wa Manhaj, (Maktabah al-Tsamilah: Versi 20.000, Tt), hlm: 390. Lihat: سميت سورة العصر لقسم اللَّه به في مطلعها بقوله
[2]Ali Bin Nayyif al-Shahudy, Al-Muhadzab Fi Tafsiri Juz 'Amma, (Maktabah Al-Tsamilah: Versi 20.000, Tt), hlm: 189.
[3]Nidlomuddin Al-Hasan An-Naisaburi, Ghoroibul Al-Qur'an Wa Roghoibul Al-Furqon (Maktabah Al-Tsamilah: Versi 20.000, Tt), Hlm: 390. Lihat: وقال المعدل وقتادة مدنية حروفها ثمانية
[4]Abdurrohman Bin Kamal Jalaluddin As-Suyuti, Al-Itqon Fi Ulumil Qur'an (Bairut: Dar Al-Qutub, 1999) Hlm: 46 lihat: ولا سورة ثلاث آيات فيها عشر واوات إلا والعصر إلى آخرها
[5]Muhammad Abdul Azhim Al-Zarqoni, Manahilul 'Irfan Fi Ulumil Qur'an, (Maktabah Al-Tsamilah: Versi 20.000, Tt), Hlm: 139. Lihat: للعلماء في معنى المكي والمدني ثلاثة اصطلاحات
[6]Ali Bin nayyif al-Shahudy, Al-Muhadzab Fi Tafsiri Juz ,.. Hlm: 189. Lihat:  وعن قتادة ومجاهد ومقاتل أنها مدنية
[7]Abdurrohman Bin Kamal Jalaluddin As-Suyuti, Al-Itqon Fi Ulumil ,...Hlm: 46.
[8]Majiddin Abu Thohir Muhammad Bin Ya'qub Al-Fairuzy, Bashoiru Dzawi At-Tamyiz Fi Lathoifi Kitab Al-Aziz, (Maktabah Al-Tsamilah: Versi 20.000, Tt), Hlm: 390. Lihat:  المتشابهات:قوله: {وَتَوَاصَوْاْ بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْاْ بِالصَّبْرِ}
[9]Muhammah al-Habsy, Al-Qiroah Wa Astariha Fi Lughoh Wal Ahkam Wa Rosmi Al-Qur'an, (Sudan: Jami'ah Al-Qur'an Al-Karim,tt), hlm: 45.
[10]Ibrihim Al-Ibyary, Al-Mausu'ah Al-Qur'aniyah, (Maktabah Al-Tsamilah: Versi 20.000, Tt), Hlm: 39. Lihat:  بكسر الباء ، إشماما
[11]Abu Muhammad Al-Husain Bin Mas'ud Al-Baghowi, Tafsir Al-Baghowi, (Bairut: Dar Al-Ihya', TT), Hlm. 522. Lihat: قِيلَ: أَقْسَمَ بِهِ لِأَنَّ فِيهِ عِبْرَةً لِلنَّاظِرِ
[12]Ibid.
[13]Ibid.,
[14]Muhammad Thohir Bin Muhammad At-Tunisiya, At-Tahrir Wa At-Tanwir Fi Tafsiri Kitab Al-Mujid, (Tunis: Dar  At-Tunisiyah, Tt.), Hlm: 464. Lihat: وأشهر إطلاق لفظ العصر
[15]Badruddin Muhammad Bin Abdulloh Al-Zarkasyi, Al-Burhan Fi Ulumil Qur'an, (Maktabah Al-Tsamilah: Versi 20.000, Tt), Hlm: 390. Lihat:
[16]Ali bin Ahmad bin Hazm Al-Dlohiri, An-Nasih Wa Al-Mansuh, (Bairut: Dar al-Kutub, 1406), Hlm. 188
[17] Abu Jakfar Muhammad Bin Jarir At-Thobari, Tafsir At-thobari, (Libanon: Dar al-Kutub Ilmiyah, Tt), hlm: 612.
[18] Ibid.,,.
[19]Wahbah Bin Musthofa Az-Zuhaily, At-Tafsir Al-Munir Fii Aqidah Wa Syariat Wa Manhaj, (Maktabah Al-Tsamilah: Versi 20.000, Tt), Hlm: 390. Lihat : سجع عفوي غير متكلف، وهو من المحسنات البديعية
[20]Wahbah Bin Musthofa Az-Zuhaily, At-Tafsir Al-Munir Fii Aqidah Wa Syariat ,...hlm: 390. Lihat: مناسبتها لما قبلها:لما بيّن في السورة المتقدمة
[21]Muhammad bin Adburrohim Syofi, Al-Jadwal fi I'robil Qur'an, (Damaskus: Dar Ar-Rosyid, 1376), Hlm. 400. Lihat: الإعراب(والعصر) متعلّق بفعل محذوف تقديره أقسم
[22]Qosim Hamidan Di'as, I'robul Qur'anul Kariim, (Damaskus: Dar Al-Munir, 1425), Hlm.467.
[23]Badruddin Muhammad Bin Abdulloh Al-Zarkasyi, Al-Burhan Fi Ulumil Qur'an, (Maktabah Al-Tsamilah: Versi 20.000, Tt), Hlm: 390. Lihat: الاستفتاح بالقسم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar